Rawa Belong adalah kawasan yang kini ramai. Bahkan, sering kali didera kemacetan sejak dari pertigaan jalan yang memisahkan antara arah Rawa Belong dan Kebayoran Lama. Jalan yang lebarnya tak lebih dari delapan meter itu sudah ada sejak dulu. Kabarnya, jagoan Betawi Si Pitung pun lahir di sini. Hal itu diperkuat oleh pernyataan banyak sejarawan termasuk almarhum MS Ardan, yang juga tinggal di sini.
Kehebatan si Pitung, yang oleh para sosiolog dinamai "social bandit" alias bandit budiman itu, telah menjadi legenda bagi masyarakat Jakarta. Di buat filmnya, dan dibukukan kisah hidupnya.
Setelah Si Pitung, ada seorang jagoan yang juga berasal dari Rawa Belong, namanya Mat Item. Mat Item tidak sejaman dengan Pitung, dia hidup di jaman kemerdekaan hingga tahun 1960-an. Beda dengan kisah si Pitung, Mat Item dikenal jagoan yang telenges bahkan kepada sesama pribumi.
Seorang tetangga, Ko Yu Sen (65 tahun), menuturkan bahwa dia pernah melihat Mat Item. Kala itu tahun 1950-an, Yu Sen kecil memandang dengan mata sendiri golok Mat Item menebas kepala seorang pedagang ayam tanpa rasa bersalah. Kejadian itu pun terjadi di siang bolong di tepi jalan palmerah menuju Rawa Belong.
Tak ada yang bisa merinci sosok Mat Item dengan rinci. Tapi ditilik dari namanya, dia berkulit gelap. Namun perawakannya sedang. Sebagai jawara dia sering membawa golok ke mana-mana. Tapi kebiasaan itu sebenarnya bukan milik para jawara, tapi siapa saja. Ko Yu Sen sendiri, yang keturunan Tionghoa, sewaktu muda sering menyarungkan golok di pinggangnya. "Ya, hanya untuk gagah-gagahan atau berjaga-jaga," ujarnya mengenang.
Almarhum mertuaku, juga pernah menceritakan kisah Mat Item. Namun dia bertutur dengan nada pelan dan setengah berbisik seolah takut seseorang sedang menguping.
Lalu kemana jejak Mat Item sang jagoan Rawa Belong itu? Tak ada yang bisa memastikan. Kuburannya pun tak banyak diketahui.
Rabu, 24 Juni 2009
Langganan:
Postingan (Atom)